IMF Ungkap Pengangguran Indonesia Tertinggi di ASEAN

Jakarta – Mediantara.co.id International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional mengemukakan bahwa tingkat pengangguran Indonesia masih yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya. Hal ini dijabarkan dalam laporan World Economic Outlook yang terbit pada April 2024.

Laporan tersebut memuat data perkembangan ekonomi global pada 196 negara anggota IMF, termasuk pembahasan mengenai tenaga kerja dan tingkat pengangguran (unemployment rate).

IMF mendefinisikan tingkat pengangguran sebagai persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan. Dengan demikian, meskipun penduduk berada dalam usia produktif, tetapi tidak sedang mencari kerja seperti mahasiswa dan ibu rumah tangga, tidak termasuk dalam data ini.

Tingkat Pengangguran Indonesia di ASEAN

Menurut laporan tersebut, dari 279,96 juta penduduk Indonesia, sekitar 5,2 persennya adalah pengangguran. Posisi ini sedikit lebih rendah dari data tahun lalu yang berada pada angka 5,3 persen. Di bawah Indonesia, Filipina mencatatkan tingkat pengangguran sebesar 5,1 persen, sementara Thailand menjadi negara dengan tingkat pengangguran terendah di ASEAN sekaligus di dunia, dengan hanya 1,1 persen.

Berikut adalah data persentase tingkat pengangguran di negara-negara ASEAN menurut laporan IMF:

– Indonesia: 5,2 persen

– Filipina: 5,1 persen

– Brunei Darussalam: 4,9 persen

– Malaysia: 3,5 persen

– Vietnam: 2,1 persen

– Singapura: 1,9 persen

– Thailand: 1,1 persen

Sebagai catatan, Myanmar, Kamboja, Laos, dan Timor Leste tidak masuk dalam daftar karena tidak ada data yang tersedia.

Proyeksi Tingkat Pengangguran Menurut IMF

Meskipun tetap tertinggi di ASEAN pada 2024, berdasarkan proyeksi IMF, tingkat pengangguran Indonesia diprediksi kembali turun dan cenderung stabil pada 2025-2029. Angka ini diperkirakan berada pada kisaran 5,1 persen. Filipina diproyeksikan mungkin akan mengambil posisi pertama dengan tingkat pengangguran 5,2 persen.

Data Pengangguran Menurut BPS

Sementara itu, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia per Februari 2024 justru menurun sebesar 0,63 persen dibandingkan tahun 2023 lalu.

Kini, TPT Indonesia berada di angka 4,82 persen, yang berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 5 orang yang menganggur. Berdasarkan latar belakang pendidikan, tamatan SMK masih menjadi yang paling tinggi menyumbang pengangguran dibandingkan jenjang pendidikan lainnya.

Berikut adalah rincian TPT berdasarkan jenjang pendidikan:

– SD ke bawah:

– Tahun 2023: 3,02 persen

– Tahun 2024: 2,38 persen

– SMP:

– Tahun 2023: 5,41 persen

– Tahun 2024: 4,28 persen

– SMA:

– Tahun 2023: 7,69 persen

– Tahun 2024: 6,73 persen

– SMK:

– Tahun 2023: 9,60 persen

– Tahun 2024: 8,62 persen

– D1/D2/D3:

– Tahun 2023: 5,91 persen

– Tahun 2024: 4,87 persen

– D4/S1/S2/S3:

– Tahun 2023: 5,52 persen

– Tahun 2024: 5,63 persen

Statistik Angkatan Kerja Indonesia

Menurut BPS, jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Februari 2024 adalah 149,38 juta orang, naik 2,76 juta orang dibandingkan Februari 2023. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga naik sebesar 0,50 persen poin dibandingkan Februari 2023.

Penduduk yang bekerja pada Februari 2024 sebanyak 142,18 juta orang, naik sebanyak 3,55 juta orang dari Februari 2023. Lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum dengan penambahan sebanyak 0,96 juta orang.

Sebanyak 58,05 juta orang (40,83 persen) bekerja pada kegiatan formal, meningkat sebesar 0,95 persen poin dibandingkan Februari 2023. Sementara itu, persentase setengah pengangguran naik sebesar 1,61 persen poin, dan pekerja paruh waktu turun sebesar 0,73 persen poin dibandingkan Februari 2023. Jumlah pekerja komuter pada Februari 2024 tercatat sebesar 7,13 juta orang, turun sebesar 0,05 juta orang dibandingkan Februari.

Meskipun laporan IMF menunjukkan Indonesia memiliki tingkat pengangguran tertinggi di ASEAN, data dari BPS menunjukkan tren penurunan pengangguran di berbagai tingkat pendidikan. Dengan proyeksi stabil dari IMF dan upaya peningkatan partisipasi kerja, Indonesia memiliki peluang untuk terus memperbaiki kondisi ketenagakerjaan di masa mendatang. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *