
Takengon|mediantara.co.id| – Penunjukan Salman sebagai Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tawar Aceh Tengah menuai kritik pedas dari kalangan aktivis. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menilai keputusan Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga keliru dan diduga kuat mengandung unsur politik balas budi serta nepotisme.
Helmi Tuah, Aktivis GMNI, menyoroti catatan kepemimpinan Salman yang dinilai bermasalah saat memimpin PDAM Tirta Bengi Bener Meriah.
“Faktanya, PDAM Tirta Bengi Bener Meriah dibawah Salman kerap bermasalah dengan layanan air bersih di beberapa kecamatan. Yang lebih memprihatinkan, tidak ada solusi berarti yang dilakukan hingga akhirnya Salman harus diberhentikan,” tegas Helmi dalam pernyataannya, Rabu (15/10/2024).
“Kami menduga kuat Bupati menjalankan politik balas budi. Penunjukan Salman ini jelas mengabaikan track record buruknya dalam memimpin PDAM sebelumnya. Ini bentuk nyata nepotisme yang merugikan masyarakat,” ungkapnya.
GMNI memberikan ultimatum tiga bulan bagi Salman untuk membuktikan kemampuan memimpin PDAM Tirta Tawar.”
Kami beri waktu tiga bulan pasca pelantikan. Jika tidak ada perbaikan signifikan, kami akan turun ke jalan menuntut pertanggungjawaban Bupati,” tegas Helmi.
