Pulau Dewata – Mediantara.co.id Bali telah menjadi pusat perhatian dunia sejak Sabtu saat menyelenggarakan acara prestisius, The 10th World Water Forum (WWF) 2024. Dalam pembukaan resmi yang diadakan di Laguna Resort and Spa (18/5/2024), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, memaparkan bahwa acara ini menarik perhatian 13.448 delegasi dari 148 negara.
Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam pembukaan Rakor Panitia Nasional World Water Forum 2024 menyampaikan, “Delegasi very very important person (VVIP) diperuntukkan bagi delapan kepala negara dan wakil kepala pemerintahan, tiga utusan khusus, dan 38 menteri.” Ini mencerminkan antusiasme global terhadap solusi-solusi untuk krisis air.
Antusiasme terhadap acara ini tak hanya berasal dari pihak pemerintah, tapi juga dari sektor swasta, organisasi kepemudaan, dan perwakilan daerah. Menko Luhut menggarisbawahi pentingnya persiapan yang matang untuk memastikan hasil yang nyata dari World Water Forum ini. Lebih dari sekadar pertemuan, forum ini akan menghasilkan proyek-proyek strategis senilai 9,4 miliar dolar AS, termasuk inisiatif Indonesia pada Group of Twenty (G20) di Bali, Bali Global Blended Finance Alliance (GBFA).
Dalam langkah ambisius, Luhut menyatakan, “Kami akan mengadakan launching dengan GBFA dan penandatanganan letter of intent (LoI) dengan negara-negara founding member pada 20 Mei nanti.” Ini merupakan komitmen konkret dalam mendukung pendanaan aksi iklim dan penanganan krisis air.
Ketua Harian Panitia Nasional World Water Forum 2024, juga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyatakan bahwa meski sudah ada 103 menteri dari 132 negara yang mengonfirmasi kehadirannya, masih ada 99 negara yang belum memberikan konfirmasi. Ini menunjukkan tingginya minat global dalam mencari solusi atas krisis air yang semakin mendesak.
Tema World Water Forum 2024, “Water for Shared Prosperity“, menekankan pentingnya kolaborasi global dalam menghadapi krisis air. Dengan berbagai sesi tematik, regional, dan politik, para peserta akan membahas konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam. Dengan demikian, diharapkan akan lahir solusi-solusi konkret untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).
World Water Forum 2024 tidak hanya berfokus pada pertemuan tingkat tinggi, tapi juga pada pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara berbagai pihak, termasuk sektor swasta, pemerintah daerah, dan organisasi kepemudaan. Ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk berkontribusi dalam penciptaan langkah-langkah yang menjaga sumber daya air dunia.
Dengan berbagai rangkaian acara, termasuk Balinese Water Purification Ceremony, Welcoming Gala Dinner, Opening Ceremony, serta serangkaian pertemuan tingkat tinggi dan diskusi tematik, World Water Forum 2024 di Bali diharapkan akan menjadi tonggak penting dalam upaya global untuk menjaga dan mengelola sumber daya air demi kesejahteraan bersama. (Medsyaf/Red)